Sunday, July 18, 2010

"AISHITERU"

Menunggu sesuatu yang sangat menyebalkan bagiku, saat ku harus bersabar dan trus bersabar menantikan kehadiran dirimu, entah sampai kapan aku harus menunggu, sesuatu yang sangat sulit tuk kujalani, hidup dalam kesendirian sepi tanpamu, kadang kuberpikir cari penggantimu saat kau jauh disana.

Gelisah sesaat saja tiada kabarmu kucuriga, entah penantianku takkan sia-sia dan berikan satu jawaban pasti,
entah sampai kapan aku harus bertahan, saat kau jauh disana rasa cemburu, merasuk kedalam pikiranku melayang tak tentu arah tentang dirimu, apakah sama yang kau rasakan

Walau kadang kita terpisah jauh namun hati kita selalu dekat bila kau rindu pejamkan matamu dan rasakan  a a a aku. Kekuatan cinta kita takkan pernah rapuh terhapus ruang dan waktu percayakan kesetiaan ini akan tulus a a ai aishiteru.

Hapus sendiri pikiran melayang terbang, perasaan resah gelisah jalani kenyataan hidup tanpa gairah, banyak segala misi dan ambisimu, akhiri semuanya cukup sampai disini dan buktikan pengorbanan cintamu untukku
kumohon kau kembali.

Ayura, 2010

Menunggumu di "Syamsuddin Noor"

Sabtu, 17 Juli 2010

     Ketika rindu sudah tak bisa kompromi, ketika hati sudah bosan menunggu hari untuk menemuimu, aku terbang ke kotamu. Berharap kau akan menjemputku, memelukku dah bisikkan kata "Aku sungguh merindukanmu".
55 menit aku gelisah di angkasa. Menghitung detik demi detik waktu yang lambat untuk berputar. Hingga aku sampai di Bandaramu....sampai di kotamu. Senyumku mengembang "akhirnya aku sampai di kotamu untuk yang kedua kali.
     Tapi aku lupa..........siapa aku di matamu? Aku bukan siapa - siapa, tidak di matamu juga tidakdi hatimu. Hanya aku yang terlalu menggebu ingin menemuimu, melepas rinduku, mencoba menemukan matahari yang ada di dirimu.
     Sejenak kubersujud meminta padaNya agar kau mendengar apa kata hatiku. Memohon agar kau mau datang meski hanya untuk ucapkan kata "aku tidak mencintaimu" atau "jangan ganggu hidupku"
     Sirna sudah anganku........tak ada lagi lezatnya soto Banjar, tak ada lagi sunset di Muara Kuin sambil menikmati makanan di atas Klotok. Kau telah menghilang bersama air mataku. Begitu pedih yang aku rasakan hati ini hingga ku tak mampu untuk menatap mentari pagi.
     Di sini.......aku menunggumu berharap kau datang memelukku dan bisikkan rindu hanya untukku dan menghapus air mata ini. Tapi seiring waktu berlalu, kau juga tak kunjung datang menjemputku hingga burung besi ini membawa aku kembali pulang. Syamsuddin Noor jadi saksi betapa aku ingin menemuimu.

Ayura, 2010