Hari ini hari baru, walau ayam yang berkokok dan burung - burung yang berkicau masih tetep sama seperti kemarin. Namun hari ini hari yang baru dimana aku tak lagi boleh mengganggumu, mengingatmu, menyapamu di pagi , siang, sore dan malam. Pagi ini memang cerah, mentari bersinar memantul di titik -titik embun laksana permata yang berhamburan...namun apalah itu semua jika hati selalu mendung? Hati dan perasaanku masih seperti kemarin. Selalu diliputi rindu berkepanjangan karena bayanganmu selalu menari di pikiranku.
Jika kau bertanya padaku tentang apa yang kubenci saat ini adalah merindukan dirimu, sebab rinduku adalah luka, luka yang selalu basah dan bernanah. Tak kan kering sampai kau sembuhkan luka ini. Cintaku yang sesungguhnya adalah ketika aku meneteskan air mata dan masih menunggumu dengan setia di sini.
Andai engkau tahu Jendral ........yang selalu kupikirkan hanyalah dirimu, tiada hari tanpa bayang - bayangmu, karena itu kau kuberi nama si "jantung hati" memompa lembut seperti angin memijat langit. Berdenyut lincah seperti buih yang terus berkelit dan darah cinta adalah udara. Dengan roh rindu yang menumpang lewat di dada, itulah kerinduanku yang kurasakan saat ini kepadamu.
Jendral........tak seharusnya aku meniadakan rindu ini berlarut - larut, walaupun rasa ini benar - benar menyiksa pikiranku.Aku baru sadar, ternyata rindu ini membuat aku semakin mencintaimu. Sebagai isyarat pertanda rinduku padamu, jiwa ini menggigil menyebut - nyebut namamu dalam ketidak sadaranku. Pada malam yang jengah aku merangkul bara meniupkan kata - kata cinta untukmu. Dan menangis pilu dalam birunya rinduku yang menusuk kalbu tanpa henti.
Di pesisir hati yang tanpa gelombang, hati ini mulai meradang, dengan rasa seperti ini aku menuliskan "KERINDUANKU" dalam "SOLITUDE". Kuuraikan bait demi bait tuk masuk ke dalam cintamu tanpa tanya dan keraguan sampai waktu memihak padaku. Kau akan menjadi teman hidupku dan menjadi pelengkap jalinan kisah cerita hidupku.
Ayura, 2010
No comments:
Post a Comment