Saturday, October 30, 2010

SEMUA SUDAH BERUBAH

Semua sudah berubah tak seperti dulu lagi
Yang tak berubah hanya sendiriku, sayangku dan cintaku padamu
Andai aku bisa kembali ke masa yang lalu.......
Ijinkan aku menghapus semua yang terjadi diantara kita.
Benar katamu.............karena aku kini tak seperti dulu.


Ayura, 2010

Friday, October 29, 2010

JIKA AKU MENJADI SEORANG IBU........

Haruskah aku takut?
Mungkin ini menyempurnakan aku 
menjadi seorang wanita.
Aku mungkin menikmatinya 
dan mungkin ini jawaban atas kesendirianku.
Saat menanti "dia" lahir,
mungkin aku tidak akan sendiri karna aku akan selalu bersamanya.
Atau.......aku akan selalu sendiri 
dengan "dia" sampai aku menutup mata?
Jika aku menjadi seorang Ibu...............
Dalam "SOLITUDE"



Ayura, 2010

.....tentang RAFA part 3.........

Aku tak pernah sesedih ini seumur hidupku. Seandainya saja dunia bisa berhenti berputar, biarlah BJ dan aku tetap disini, dalam waktu yang menjadi abadi.

     "Aku tahu kamu beberapa kali mengunjungiku waktu aku ada di ICU." Suara BJ terdengar di telingaku. "Tante Rima yang memberitahu.Seandainya saja aku sadar waktu itu, tentu aku tak mengijinkanmu pergi lagi."
     Aku tertawa lirih. BJ memang tak menyadari kehadiranku.
     "Lain kali, jangan menakutiku seperti itu, "kataku. "Kupikir aku akan kehilanganmu selama - lamanya."
     "Saat itu memang aku ingin mati. Sengaja aku minum obat lebih banyak. Tindakanku memang tolol. Seharusnya aku lebih kuat Beib. Sepertimu. Kurasa hidupku sudah berakhir waktu kamu memutuskan untuk menikah dengan Danang."
     Aku menarik nafas panjang. "Keputusan itu masih berlaku, BJ."
     Untuk sesaat tak ada yang bicara. Kurasakan jari - jari BJ membelai rambutku.
     "Aku tahu," ujarnya kemudian. "Tetapi aku harus tetap menemuimu."
     "Hubungan ini ......" suaraku tercekik, "......tidak bisa berlanjut."
     "Aku tahu. Aku hanya ingin kamu tahu bahwaq aku tetap selalu menyayangimu."
     Kubenamkan wajahku di dadanya. Aku tak ingin berkata - kata. Aku hanya ingin menikmati saat - saat bersamanya. Karena setelah ini, aku takkan bisa bersamanya lagi. Kami akan menempuh jalan hidup masing - masing.
     "Beib........."BJ membelai - belai pipiku. "Aku harus pergi sekarang."
     Kurasakan pipiku basah. BJ memegang kedua pipiku. Matanya yang hitam seperti malam berkaca - kaca. "My Lovley Baby," ucapnya lirih.
     Aku tersedu - sedu.
     Ia menciumku. Lama. Lembut.
     "Berhentilah menangis," bisiknya di telingaku. Disekanya air mataku dengan punggung tangannya. lalu dibimbingnya aku berdiri. "Aku belajar banyak darimu, terutama belajar menjadi kuat. Dan hei, aku akan datang di pernikahanmu nanti. Pastilah kamu pengantin yang tercantik yang pernah aku lihat."
     Kupandang matanya yang hitam dan berlinang air mata.
     Ditundukkan kepalanya, bibirnya terasa lembut di dahiku.
     Kami berpandangan.
     Dibukanya pintu.
     Ditutupnya di belakangnya.


Ayura, 2010

Sunday, October 24, 2010

STORY

Tersenyumlah saat kau mengingatku karena saat itu, aku sangat merindukanmu.
Dan menangislah saat kau merindukanku, karena saat itu aku tak berada disampingmu.
Tetapi pejamkanlah mata indahmu itu, karena saat itu aku akan terasa ada didekatmu.
Karena aku telah berada dihatimu untuk selamanya.
Tak ada yang tersisa lagi untuk ku, selain kenangan - kenangan indah bersamamu.
Mata indah yang dengannya aku biasa melihat keindahan cinta.
Mata indahmu yang dahulu selalu bersinar, kini semuanya terasa jauh meninggalkanku.
Kehidupan terasa kosong tanpa keindahanmu,..hati..
Cintamu dan rinduku adalah milikmu.
Cintamu takan pernah membebaskanku,
Bagaimana mungkin aku terbang mencari cinta yg lain,  saat sayap2ku telah patah karenamu,
Cintamu akan tetap tinggal bersamaku, hingga akhir hayatku  dan setelah kematian,
Hingga tangan Tuhan akan menyatukan kita lagi,
Betapapun hati telah terpikat pada sosok terang dalam kegelapan
Yang tengah mengidupkan sinar redupku,
Namun tak dapat menyinari dan menghangatkan perasaanku yang sesungguhnya,
Aku tidak pernah bisa menemukan cinta yang lain selain cintamu,
Karena mereka tak tertandingi sosok dirimu dalam jiwaku,
Kau tak pernah terganti, bagai pecahan logam  mengekalkan kesunyian, kesendiran dan kesedihanku..


Ayura, 2010

Friday, October 22, 2010

ALONE

Di kesunyian hati aku sendiri mengharap kasihMu Ya Rabb.......
adakah cahaya AmpunanMu untukku
aku hambaMu yang hina
mengharap kasihMu yang begitu Agung
beri aku RidloMu
di sisa waktu yang aku miliki.


Ayura,2010

FOR YOU........

Sometimes you SMS me
Sometimes you don't
Sometimes you repley
Sometimes you forgot....
But no matter
How many times 
That SOMETIMES
I will be your FRIEND
Not for sometimes
But forever.............


Ayura,2010

Thursday, October 21, 2010

Kuserahkan Hidupku Sekarang Ya Rabb.....


Tiada kata yang dapat terucap
Hati merasa pilu 
Mataku berkaca - kaca dan basah
Bergetar kertas putih di tanganku
Tak sanggup lagi berdiri menopang tubuh sakitku
Bersimpuh aku padaMu dan dalam kalbu aku menjerit 
Ya Rabb.................
Batinku perih dan pilu
Sampai disinikah waktuku?
Sekian jengkal lagikah langkahku?
Cukupkah waktuMu untuk tobatku?
Yang bisa menghapus 28 tahun dosaku
Ya Rabb................... 
Aku tahu ini bukti cintaMu padaku
Aku yakin akulah orang pilihanMu
dan terimakasih atas ujian yang Kau beri untukku
Betapapun banyak dosa itu aku yakin Kau Maha Pengampun
Saat aku sedih seperti saat ini hanya padaMulah aku bercerita
Saat aku merasa sendiri aku yakin Kaupun bersamaku

Ya Rabb.....
Jika itu lebih baik dan bisa menjadikanku orang yang sabar
Aku menerima sakit yang Kau beri dengan ikhlas
Dan aku rela saat ini jika harus menghadapMu
Karena hanya RidhoMulah yang senantiasa aku harap

Aku bersujud mohon ampunanMu Ya Rabb.....
Dan maafkan aku wahai semua hamba Allah yang ada di alam fana ini.

Ayura,2010

Sunday, October 17, 2010

TRIMA KASIH

BUAT YANG UDAH LIHAT BLOG AYURA MAKASIH BANYAK YA.......MOHON SARAN DAN KRITIKANNYA. AYURA MASIH BANYAK BELAJAR.

Ayura, 2010

.....tentang RAFA part 2.........

 Tak pernah terbayangkan sebelumnya suatu saat dalam hidup Rafa akan jatuh cinta dan mencintai separah ini. Bahkan setelah BJ  memaksakan kehendaknya, cinta kasih Rafa pada BJ tak pernah luntur setitikpun

     "Apakah kamu serius?"
     Danang menatapku dari balik kacamatanya. Aku ingin menundukkan wajahku agar tidak menatapnya. Namun kukuatkan hati membalas pandangannya.
     "Ya," sahutku. Suaraku terdengar lemah di telingaku sendiri. Hampir tak kudengar. Untuk sesaat kami terdiam. Kugunakan kesempatan untuk memandangi ubin yang putih. Lantas kudengar Danang menghela nafas panjang.
     "Kuharap kamu tidak bercanda," katanya. Suaranya terdengar lembut.
     "Aku serius."
     "Ini adalah suatu hal yang sangat penting dalam hidup aku."
     "Ya, begitu juga aku."
     "Benarkah demikian?"
     "Ya."
     "Nanti aku akan tanya mama kapan waktu yang tepat untuk meminangmu."
     Danang tersenyum manis. Memandang Danang yang begitu bahagia, hatiku terasa ngilu.Laki -laki di depanku ini begitu tulus menyayangiku.Pantaskah aku menjadikannya sebagai pelarian?
     Andai saja aku bisa mencintai Danang. Laki - laki ini tidak pernah menuntut apapun dariku. Ia selalu sabar dan tak pernah memaksakan kehendak. Ia selalu penuh pengertian dalam menghadapi aku. Dari keluarga yang harmonis. Ia berpendidikan, punya karier yang bagus, mapan, masa depan yang cerah. Mengapa aku tidak bisa mencintainya? mengapa justru aku menyayangi BJ?
     Ah. BJ, sudah beberapa minggu aku tak mendengar khabar darinya. Ia tak pernah mengirim pesan apalagi menelpon. Hatiku merasa tidak enak. Apalagi subuh itu BJ meninggalkan apartemenku dengan berlinang air mata. 
     "Beib......." bisiknya ditelingaku. Ia masih memelukku kuat - kuat.
     ".............maafkan aku........"
     Ia membenamkan wajahnya di leherku. Samar - samar kudengar isakannya. Lirih mengiris hatiku.
Amarah yang tadi bergolak - golak di dadaku, perlahan surut mendengar sedu sedannya. Ah bagaimana bisa aku mencintai seorang laki - laki seperti ini? Tak pernah terbayangkan sebelumnya bahwa pada suatu saat dalam hidupku aku akan jatuh cinta dan mencintai seseorang separah ini. Bahkan setelah ia memaksakan kehendaknya padakupun, cintaku padanya tak luntur setitik pun.
     "Apakah kamu akan meninggalkan aku?" suaranya nyaris tak terdengar.
     Hatiku nyeri.
     "Aku tak ingin kamu menikahi laki - laki lain. Siapapun namanya." Ia melepaskan pelukannya. "Aku tak ingin membagimu dengan siapa pun. Bisakah kau mengerti?"
     Kupejamkan mata. Seandainya saja dunia berhenti berputar,biarlah BJ dan aku tetap disini, dalam waktu yang menjadi abadi.
     Ia mentapku dengan matanya yang hitam seperti malam. Mata lelaki yang sangat kucintai melebihi hidupku sendiri.
     "Mungkin aku bukan lelaki yang baik, kata BJ lagi, perlahan - lahan, "tetapi sungguh aku mencintaimu."
     Dikenakannya sepatunya. Tanpa meandangku dia membuka pintu. Seketika tangisku pecah saat pintu tertutup.
***
     Beberapa lama setelah  BJ meninggalkanku subuh itu, kunci apartemen aku ganti. Sebenarnya tak perlu kugantipun Bj tak kan datang lagi.
     Aku tak tahu kapan akan melihatnya lagi. Sekali dua kali aku tergoda untuk menanyakanya pada Laras. Tetapi Laras tak pernah menyinggung perihal BJ. Akupun tak menyinggung perihal BJ. Hari - hari lewat begitu saja. Sampai suatu saat Laras menelpon aku.
     "Sebenarnya aku tak ingin mengabarkan hal ini kepadamu," katanya, tetapi kalau tak kuberitahu dan terjadi sesuatu, aku akan menyesal seumur hidup."
     Jantungku berdegub kencang. "Ini soal BJ, bukan?"
     "Iya. Sudah satu minggu BJ di Rumah Sakit."
     Tanganku bergetar. "Kenapa?"
     "Sepertinya dia minum obat penghilang rasa nyeri terlalu banyak."
     Waktu remaja BJ pernah mengalami kecelakaan hebat, tulang belakangnya cedera dan sering menyebabkan ia kesakitan hingga harus minum obat penghilang rasa nyeri.
     Laras mengantarkanku ke rumah sakit. Di rumah sakit itu untuk pertama kalinya aku bertemu dengan Kinan. "Hai," sapanya seraya menjabat tangan yang kuulurkan. Sekilas kulirik anak kecil yang berdiri di belakangnya bergelayut manja dan malu - malu.AnakBJ. Hatiku perih. Untung wanita paruh baya (adik ibu BJ) menyilahkan kami masuk ke ruang ICU untuk menengok BJ.
     "Ia tidak sepenuhnya sadar karena pengaruh obat," katanya dengan suara sedih , membuatku gelisah.
     Hanya dua orang yang boleh masuk dan aku tau peraturan itu. Setelah kukenakan baju khusus aku masuk dan berdiri di samping tempat tidur BJ.
     Rasanya nafasku terhenti ketika melihat sosok BJ yang terbaring lemah di tempat tidur. Begitu kurus, pucat, dan begitu banyak peralatan medis yang menempel di tubuhnya. Tuhanku......apakah yang telah terjadi?
     Rasanya aku ingin menangis, tetapi mataku kering. Barangkali aku akan jatuh ambruk jika Laras tak menopangku.
"Rafa, bisiknya di telingaku. "Kuatkan dirimu."
     Kugenggam erat jemari BJ yang kurus. Beginikah rasanya melihat orang yang kucintai dan kusayangi bertarung dengan maut, sedangkan kita tak mampu berbuat apa - apa.
     "Saatnya kita pergi," bisik Laras beberapa saat kemudian.
     Setelah kunjungan itu, tiap hari aku menjenguknya sepulang dari rumah sakit aku bekerja. Dan aku berharap Kinan tak mencurigaiku dan berfikir akulah dokter yang menanganinya.
Aku tak bisa untuk tidak menemuinya, setelah tau ia bertarung dengan maut.
 Dan aku beruntung tiap aku menjenguknya aku tak pernah bertemu dengan Kinan. Lebih sering aku menjumpai adik ibu BJ. Ia tidak banyak bertanya dan selalu tersenyum saat aku datang. Apakah ia tahu ada sesuatu antara BJ dan aku, aku tak peduli.
***
..........to be continue............


Ayura, 2010

Tuesday, October 12, 2010

OBATI SEDIHKU....................."Beib"

Sedih yang tak terperikan
Aku tak perduli meski dusta yang terucap
katakanlah walau hanya satu kali saja
katakan kau inginkanku berbaring disisimu
walau kutahu kau telah serahkan ragamu padanya
katakan kau ingin aku membelai hitam rambutmu
walau kau berhias hanya untuk dirinya
Dustamu adalah untaian mutiara
saat kau berkata................."kasihmu hanya untukku"
Biar kubawa kata kata itu kata terakhirmu itu
tuk temani malamku yang tak akan pernah bersamamu lagi
dan jangan bunuh aku dengan kata… "aku tak pernah menyayangimu"


Ayura, 2010

MERINDUMU

Entah mengapa....setiap detik ku selalu mengingat wajahmu…
entah mengapa.....setiap ku merenung teringat namamu..
entah mengapa....ini terjadi padaku
tak bisa kutahan gejolak rasa rindu
tak bisa kutahan mendengar suaramu
tak bisa kutahan ingin berjumpa denganmu
tak bisa kutahan derap langkahku segera menghampirimu.
ku mohon terus pertahankan rasa ini
kumohon jangan pisahkan ia dari diri.. ini
kumohon berikan kebahagian ini abadi
semoga ini menjadi cinta terakhir untuk ku.

Bilakah kerinduan yang merasuk
menjalar laksana virus yang mematikan setiap keresahan
Menumbuhkan titik titik cinta yang terbenam sejak lama
Tumbuh menerawang cahaya
Melihatmu, manatapmu, menjamah gulir air cinta
Yang bersemayam indah di antara dua jiwa
Aku berdiri disini menatap derasnya aliran cinta yang tercipta
Merangkai keindahan di antara pikir di balik gundah
Hey… pujaan hati yang tengah menerawang jauh
Mamandang waktu yang berpijak kata LOVE
Mancoba memeluk erat setiap bayangan
Akulah yang berdiri memandangmu jua
Berharap engkau melihatku berdiri tegak
Menopang ribuan cinta yang ku rangkai
Hanya untukmu dan Semoga…itu untukmu…
sampai entah Tanganku kuat menopang nya…
Ataukah kau akan berdiri di sampingku mengangkat tinggi
Bersama rangkaian "je suis tombe amoureux de toi"
Sampai kita tak mampu lagi membuka mata

Ayura, 2010

"DARI KEKASIH"

Kekasih........
Laksana cermin dalam resonansi jiwa
Yang menggetarkan palung hati hingga keraga
Dan menghantarkan kehangatan bara
dari bekunya hati sang kelana
kekasih…
kesetiaan agung pada dera kerinduan
laksana pantai menanti ombak dalam pelukan
yang teredam pada dalamnya kebisuan
kekasih…
seperti bunga yang menjaga tingginya kuncup
pucuk-pucuk kasihmu tak juga meredup
mencumbui lautan sukma yang kuyup
dalam serenade desiran angin sayup
kekasih…
karang-karang kesabaran yang tumbuh di lubuk kalbu
meleburkan kebimbangan sang peragu
saat luka kuburkan semburat hasrat perindu kelam kelabu cerita lalu
kekasih…
butiran hujan yang jatuh selayak mutiara
terbungkus rapi dalam kado asa
untuk kau buka jika saatnya tiba
andai mampu kusibak jendela masa
kekasih…
sanjung puji dalam serambi janji
terucap lugas pada paras sejati
demi ikrar atas cinta suci
rekatkan dua hati yang terpatri

dari seseorang.........

Ayura,2010

Wednesday, October 6, 2010

.....tentang RAFA part 1

     Rafa sadar sampai kapanpun BJ tak kan bisa menikahinya karena setatusnya sebagai suami orang. Apalagi BJ sudah menjadi seorang ayah. Sementara itu Danang sudah menantinya bertahun-tahun dan Rafa mengabaikannya.

     "Kenapa tidak kau angkat telponmu hari ini?" tanya BJ
Tadi siang BJ menelpon beberapa kali yang tak ku angkat  karena waktu itu ada staff meeting di aula dengan direktur RS dimana aku bekerja. Setelah selesai aku lupa buat menelpon BJ kembali dan langsung ke OK untuk menyelesaikan laporan yg sedikit tertunda.
     "Mendadak ada staf meeting tadi pagi." Kuambil donat seraya menuang air putih ke dalam gelas dan kusodorkan kepadanya. "maaf aku lupa untuk menelponmu."
     "Biasanya kau tidak pernah lupa untuk menelpon balik."
     "Kali ini aku lupa."
     "Mungkin karena perhatianmu sudah tersita untuk laki-laki itu?"
     Dahiku berkerut. "Laki-laki siapa?"
     "Pacarmu itu."
     "Pacarku, siapa?"
     "Danang."
     Aku menggeleng. "Danang bukan pacarku tetapi dia teman kerjaku. Kita sudah lama berteman sejak aku masuk Rumah Sakit ini."
     "Dan merencanakan pernikahan?"
     Aku terkejut. Memang 2 minggu yang lalu, Danang dan aku membicarakan tentang pernikahan. Saat itu aku dan dia dalam satu kendaraan saat perjalanan pulang.
     "Kapan kamu mau menikah?" tanya Danang sambil menyetir mobil.
     "Kalau sudah ketemu dengan yang masuk kriteria menjadi suamiku." sahutku.
     "Sudah ada yang masuk kriteriamu?"
     Aku meliriknya. Danang tetap melihat jalan tanpa sedikit menoleh padaku. Bicara tentang kriteria, Danang adalah satu-satunya pria yang aku kenal saat ini yang masuk kriteria untuk menjadi suamiku. Bila ada perbedaan diantara kita, hampir tidak terlihat dan aku mungkin masih bisa mentolerir. Tapi soal hati dan perasaan......
     "Menurutmu.....apakah aku masuk dalam kriteria sebagai pria yang ingin menjadi suamimu? Apakah kita akan menjadi pasangan yang cocok?"
     Kupandang wajahnya yang tyrus dan tetap memandang kedepan.
     "Ya, kamu orang yang cocok."
     Sebuah senyuman kecil terlukis di bibirnya.
     "So........." sambungnya lagi, "bagaimana kalau seandainya kita menikah?"
     Aku memutar tubuhku 90 derajat agar bisa dengan jelas memandangnya, dan Danang tetap tak menoleh tetap melihat kedepan dengan jari-jari yang mencengkeram setir kuat- kuat.
     "Maksudmu kita menikah?"
     "Hmmmmm........aaaahhhhh....eeeee...."
     Aku nyaris terbahak saat melihat dia tergagap-gagap. Supaya tak terlihat dan membuatnya bertambah malu, kualihkan pandanganku keluar jendela. Menghitung butiran- butiran air hujan yang menempel di kaca.
     "......kalau kamu mau......."
     Suara Danang seolah tercekik. Kumiringkan kepalaku dan memandangnya. Setelah bertahun-tahun, akhirnya berani juga dia menyatakan perasaannya padaku. "Akan kupikirkan," sahutku pendek saat itu.
     
     "Bagaimana kamu bisa menjalin kasih dengan laki-laki lain di belakangku?" suara BJ membuyarkan lamunanku.
     "Danang itu sahabatku. Teman satu Rumah Sakit," sahutku.
     "Sahabat yang ingin menikahimu?"
     "Siapa yang bilang kalau kami mau menikah?"
     BJ tertawa kecut. "Dunia ini kecil, Beib. Sepupuku ternyata  teman SMA adik Danang yg jg kekasihnya. Dia mendengar dari gadis itu saat Kakaknya membicarakan perihal pernikahan kalian dengan orang tuanya. Dan yang dibicarakan itu adalah kamu Beib. Tak kamu duga, kan?"
     Oh. Danang sudah membicarakan rencananya yang ingin menikahiku dengan kedua orang tuanya. padahal aku belum memberi dia jawaban.
     "Kita tak mungkin begini terus," sahutku. "Dari awal kita tahu bahwa hubungan ini tidak akan langgeng."
     "Jadi karena itu kamu mau mencari laki-laki lain?"
     "Aku tidak pernah mencari laki-laki lain!"
     "Lalu, Danang itu siapa? tidak cukupkah satu laki-laki untukmu?"
     Aku terperengah mendengar kalimat itu. Kutatap BJ dengan marah. "Beraninya kamu berkata begitu!" seruku. "Kamu pikir aku perempuan apa? Bagaimana dengan dirimu sendiri? Kamu sudah beristri tetapi masih menjalin hubungan denganku!"
     "Karena kamu mau!"
     Kulempar  BJ dengan buku yang aku pegang.
     "Rafa!" Ia melompat dari duduknya menghampiriku dan langsung mencengkeram lenganku. "Dengar, aku tidak akan mengijinkan dan sampai kapan pun kamu punya kekasih selain aku. Kamu adalah milikku! Mengertikah!"
     Air mataku berhamburan.
     "Aku bukan milik siapa-siapa," protesku. "Kamu pun tidak."

Tak pernah terbayangkan sebelumnya suatu saat dalam hidup Rafa akan jatuh cinta dan mencintai separah ini. Bahkan setelah BJ  memaksakan kehendaknya, cinta kasih Rafa pada BJ tak pernah luntur setitikpun.

..............to be continue............


Ayura, 2010